Rabu, 12 Oktober 2016

Masih Terkenang

Tenggelam rasa di dalam cerita
Mengalun indah bagai simfoni
Senjaku yang masih merindu kisah di masa lalu
Terkenang cinta dan tangis di dalamnya

                        Ternyata, aku masih berada di sini
                        Menatap langit-langit yang kelabu
                        Menghiasi anganku dengan mimpi tentang indah
                        Meski ku tahu, waktukita telah bahis

Jumat, 02 September 2016

Itu pertama kalinya menatap wajahnya dengan jarak yang sangat dekat dan tidak dengan waktu yang sebentar.
Tak hanya menatapnya, namun berbicara dengannya. Tidak dengan nada emosi, tidak dengan suasana yang dingin, tidak karena ada urusan tertentu, dan tidak dengan keramaian yang mengganggu.
Tapi, hanya kita berdua yang berbicara. Dengan nada santai, suasana yang penuh candaan, dan keadaan yang cukup tenang.

Kapan kita bisa bertatapan dengan waktu yang lumayan lama lagi?

Senin, 25 Juli 2016

Perempuan

Perempuan memang takdirnya menunggu.
Tapi apa harus selalu menunggu yang ga pasti?
Seharusnya laki-laki juga sadar bukan, apa arti menunggu itu?
Menunggu itu adalah hal yang membosankan..
Lebih membosankan dari pada harus belajar matematika seharian..
Kapan laki-laki bisa sadar, kalau ada perempuan yang berharap dan menunggu kepadanya?
Apa harus, seorang perempuan memberikan kode-kode?
Nanti laki-laki yang ada malah ilvil..
Serba salah sepertinya jadi perempuan itu...
Tapi 1 kehebatan perempuan.. yaitu, bisa sabar menunggu laki-laki yang ujung-ujungnya bukan jodohnya....

Jumat, 01 Juli 2016

Fakta, Masalah, Dan Solusi

Menyukaimu kini adalah sebuah tantangan baru.
Harus lebih sabar menghadapi kamu.
Tiba-tiba kamu asik, tiba-tiba juga kamu menghilang tanpa kabar sama sekali.
Mungkin ini karma, karena telah meninggalkan orang yang benar-benar menyukai saya. Dan saya dapatkan itu sekarang.
Faktanya, saya sangat jatuh kepadamu.
Masalahnya, sepertinya kamu sudah tak terlalu jatuh kepada saya.
Dan solusinya, saya harus memilih. Saat kamu datang, saya terus berkata "iya", atau mulai berkata "tidak".

Rabu, 08 Juni 2016

Khawatir? Sedikit sih...

Dulu, saya ga pernah yang namanya khawatir dengan kata-kata "kalau jodoh ga kemana".
Tapi seperti kemakan omongan sendiri, kalau kini, saya resah.
Saya khawatir di balik kata "aku akan nunggu", akan ada rasa kebosanan.
Karena jujur, saya pun juga ga mau yang namanya disuruh nunggu.
Apalagi, nunggu yang ga pasti.
Saya takut dengan pengalaman teman-teman saya yang sudah-sudah, yang sok kuat bisa berjalan mengalir seperti air, berjalan dengan sendirinya, setelah itu menyesal karena belum sempat memiliki.
Apakah saya akan sama seperti mereka?
Tapi, saya juga gamau ada yang tersakiti.
Ahh lebih baik ga usah ada yang namanya cinta, kalau ujung-ujungnya pasti ada yang tersakiti...

Selasa, 31 Mei 2016

Serba Salah

Orang yang terlalu jujur, juga ga baik.
Bikin penyakit hati.
Tapi, masa mau bohong terus?
Memang sih bagi kebanyakan orang lebih baik berbohong agar tak melihat raut wajah sedih orang-orang sekitarnya saat berkata jujur.
Tapi, kalau bohong terus, sama aja bikin jalan pintas masuk ke neraka jahanam.
Tapi rasanya, bagi saya berbohong adalah hal pertama yang harus saya lakukan di depan mereka.
Saya tipikal orang yang ga enak hati bila berkata sebenarnya.
Sangat susah merubah sifat saya yang seperti ini.
Dengan enaknya yang lain bisa berbuat egois, sesuka hati. Sedangakan saya?
Saya bisa apa?
Rasanya aneh aja, kalau saya harus bertingkah demikian.
Karena ya tadi, saya tipikal orang yang ga enak hati.
Jadi, ya apapun itu, hal yang saya ingin lakukan, saya pasti berfikir 3 kali.
Baru saya bisa melakukannya.

LPJ

Saya benci yang namanya “menyusun laporan pertanggungjawaban”.
Namun, ini memang kegiatan yang sangat asik.
Kegiatan di mana kita bisa mengulang memori satu tahun kebelakang.
Satu persatu, masih sangat jelas gambaran itu di memori saya.
Kegiatan yang sangat melelahkan, namun dengan kegiatan ini, saya bisa mengingat kalian sepenuhnya.
Dari mulai hal konyol yang sangat menjengkelkan sampai menyenangkan.
Semuanya masih saya ingat.
Sampai bernyanyi bersama saat stres melakukan rutinitas kegiatan kita.
Semuanya, semuanya masih ada di otak ini.
Masa-masa di mana kita tak terlalu mementingkan yang namanya “pemimpin” dan “peraturan”.
Kita masih sangat bebas, belum terbentur dengan peraturan sana-sini.

Akankah semuanya kembali seperti dulu?
Tanpa pemimpin dan peraturan, namun semuanya bersatu seperti keluarga?
Atau berjalan dengan mempunyai pemimpin dan banyak peraturan, namun rasa kekeluargaan itu hilang?
Jujur, saya akan pilih yang pertama.
Saya akan pilih di mana kita hidup bebas, namun semuanya merasa dalam pelukan.

Andai bisa sedetik saja, saya merasakan hal yang dulu itu lagi, saya tak akan pernah mau untuk mempercepat waktu sedikit pun.
Namun, semuanya hanya “berandai-andai”.
Waktu tetaplah waktu, yang terus berputar ke depan dengan sangat cepat.
Saya hanya bisa berucap rindu dengan kita yang dulu pada malam ini... :*