Minggu, 31 Januari 2016

Datang Lagi

Tepat seminggu yang lalu, di sebuah acara yang sangat ramai, aku kembali melihat dirinya setelah setahun ini berhasil melupakannya.
Andai kata ‘egois” bisa ku praktikkan, tak akan aku sia-siakan waktu itu.
Akan ku buat waktu 1 jam minimal untuk bertatap denganmu lagi setelah akhirnya kita akan berpisah lagi.
Tapi sayang, seolah diri ini ingin dipandang sebagai senior yang baik dan penyayang, aku pun pergi dan mengabaikan perasaan ingin bertemu.
Dan setelah peristiwa itu, seolah rasa menunggu itu datang lagi dan membuat isi otak ini seolah hanya kamu yang mengisi.
Aku sempat marah kepada Tuhan karena tidak mempertemukan kita dengan waktu yang lama.

Tapi, bila dipikir-pikir, mungkin memang ini skenario yang terbaik yang dibuat oleh Tuhan untuk kita agar tak perlu lagi teringat yang dulu-dulu tentang kita, meskipun yang dulu itu sampai detik ini belum 100% terlupakan.

Rabu, 27 Januari 2016

Bersamaan dengan tetesan hujan sore tadi yang jatuh ke bumi, kembali tetesan air yang lain juga jatuh membasahi seluruh wajah ini.
Sikapnya yang kian hari selalu berubah-ubah sesuka hati, membuat tetesan air ini jatuh tanpa diinginkan sama sekali.
Kemarin-kemarin, oke. Masih bisa dimaklumi.
Tapi entah kenapa untuk hari ini, aku mengaku kalah menghadapi sikapnya itu.
Dengan menduduki posisi yang teramat sulit sekarang ini, apa masih bisa bertahan menghadapi sikapnya untuk ke depannya nanti?
Entah, 1000 kali entah kuucapkan kata ini hingga lelah. “Apa bisa diri ini menjadi yang sesuai dia inginkan?”
“Apa bisa diri ini masih bisa berkata “baik-baik saja” di depan semuanya dengan menorehkan senyum?”
Entahlah... Biar semua ini berjalan sesuai skenario Tuhan..

#sudahsangatlama