Rabu, 24 Februari 2016

Semalam

Bagi saya, semalam adalah malam paling indah.
Walau dirinya hanya sekedar lewat di bunga tidur, tapi saya bersyukur masih bisa melihat wajahnya lagi.
Dengan durasi yang sangat singkat, dirinya hadir membangunkan harapan-harapan yang dulu sudah saya kubur.
Dan pagi ini, ditemani rintik-rintik hujan yang lumayan membuat tubuh ini dipeluk kedinginan, kenangan tentang dirinya yang hanya sedikit datang lagi.
Ada apa sebenarnya dengan diri saya ini?
Kenapa rasanya sulit sekali menghapus luka lama yang dibuatnya?
Dia sudah bahagia dengan yang lain, dan saya pun juga sudah merasa bahagia dengan yang lain. Walaupun tak sebahagia dulu saat saya bersamanya.

Jumat, 12 Februari 2016

Satu Paket Itu Pasti Ada

Bahagia dan luka adalah satu paket.
Kita ga tau mana yang datang lebih awal. Atau bahkan, mereka bisa datang secara bersamaan.
Cara bahagia itu sangat sederhana. Bisa dianggap ada di tengah banyak orang saja sudah bahagia.
Namun, cara mengatasi luka sangatlah sulit.
Kita bisa terus mengenang luka itu berkali-kali sampai dada ini sesak dengan luka lalu.
Tapi, mengapa dengan mengingat bahagia terus-menerus tidak bisa? Bahkan, bila mengingat kebahagiaan itu terus-menerus, akhirnya bisa menjatuhkan air mata karena merasa kebahagiaan yang lalu ga akan bisa di kembalikan lagi.
Dan setiap manusia pasti memiliki paket itu.
Rasanya ga afdol bila seorang manusia hanya merasakan luka ataupun bahagia.
Dan diantara bahagia atau luka, sebagai seorang pemimpin, harus bisa selalu terlihat wajah bahagia meskipun sedang mengalami luka.

Kamis, 11 Februari 2016

Kian hari, mulai terlihat sikapnya. Lambat laun, sikap seseorang di masa lalu, mulai terlihat di dirinya.
Apa mungkin, hal yang lalu terjadi lagi sekarang?
Sangat tidak diragukan sebenarnya. Dia pantas seperti itu. Karena memang aktivitas ini membuat diri ini acuh tak acuh dengannya.
Wajar dia bosan. Maka dari itu, sejak perpisahan yang lalu dan pertemuan ini sampai sekarang, aku belum siap mengatakan "iya".
Bukan karena ingin memainkan perasaannya, tapi hanya ingin membuktikan, dia sama seperti yang lalu atau beda.
Dan nyatanya sekarang, dia mendekati yang lalu.
Sekarang, mungkin tinggal menunggu waktu, dia akan berjalan mendekati diri ini atau justru perlahan menjauh.