Minggu, 20 September 2015

Awal mengenalnya,
Ada rasa yang berbeda
Rasa yang tak dapat dijelaskan seperti sejarah
Dan rasa yang tak dapat diuraikan seperti matematika
Ya.. itu kamu.
Kamu membutakan penglihatanku pada dunia
Seolah hanya kamu yang dapat kulihat
Konyol memang...
Baru pertama mengenalmu,
Aku merasa sangat nyaman
Semua kamu buat serapih dan sesempurna mungkin
Hingga akhirnya aku jatuh hati padamu.
Namun, siapa sangka?
Parasmu yang berkarismatik membuat aku jatuh ke lubang paling dalam
Memang salahku yang menjatuhkan diri sendiri
Sampai akhirnya aku harus bangun sendiri tanpa kamu..
Ingatkah kamu hal pertama yang kita lakukan?
Ya.. menulis rangkaian kata demi kata hingga membentuk sebuah cerita tersendiri untuk kita
Bahkan hingga sekarang, tulisan itu masih kusimpan bersama luka yang kamu berikan untukku
Aku tidak ingin menjadi wanita munafik.
Luka yang kamu buat serapih itu terlalu sempurna sehingga menutupi kesempurnaan sang pencipta semesta alam
Hebatnya lagi, kamu membuatku tetap merasa masih memilikimu hingga saat ini
Mengapa kamu harus pergi dengan meninggalkan segudang kenangan yang membekas di hati?
Tak bisakah kamu tetap terdiam di sini?
Bayangmu masih membekas hingga saat ini
Aku sadar, kamu bukanlah senja setia setelah ada malam indah menantimu
Aku harus merelakan senja itu pergi bersama dinginnya malam indah
Biarpun aku tak melepas genggaman itu
Kamu akan tetap pergi
Pergi ke tempat yang lebih damai
Kini, aku mengerti mengapa harus melupakanmu
Karena ada yang jauh lebih indah menungguku di sana
Yaitu kamu yang lain
Berbahagialah kamu di sana dengan pilihanmu sekarang
Aku hanya bisa mencintaimu dalam doa
Maafkan aku bila sampai sekarang namamu belum tergantikan dalam doa dan hati ini walau sudah ada nama yang lain dalam hidupku sekarang ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar