Hari ini mendapat pelajaran yang berharga betapa pentingnya arti kata "janji". Janji, menurutku kata ini adalah kata yang mudah diucapkan oleh banyak lelaki dalam mengobral cintanya pada setiap pasangannya. Dan saat si lelaki tak mampu menepati janjinya, si wanita akan marah dan otomatis si lelaki akan mengucapkan kata "janji" yang baru pada pasangannya.
Tapi, ini berbeda kasus denganku. Bukan karena seorang lelaki yang berjanji padaku, tapi justru sebaliknya. Aku dan seorang temanku yang dengan mudah mengucapkan kata itu. Memang salah kita yang terlalu mudah mengucapkan kata itu. Tak berniat ingkar sebenarnya. Tapi, aku dan temanku memang real lupa dengan janji tersebut. Dan sampai membawaku pada kata "baper" yang mengakibatkan mood ku berubah 180 derajat malam ini. Masalahnya sangat sepele sebenarnya. Hanya karena kelupaan kita menepati janji pada seseorang dan seseorang itu bukannya mengingatkan kita, tapi justru dia menyerang kita dengan sindirannya di pm (personal message). Sebenarnya aku tidak membaca pm-nya apa, tapi temanku yang membacanya. Seharusnya dia mengingatkanku bukan malah menyindir lewat sosial media seperti itu. Kesal? Marah? Itu sudah pasti. Tapi, lagi dan lagi aku harus berusaha menggunakan topeng ini sebaik mungkin agar semua orang tau kalau masalahnya sudah beres dan menganggap kalau semuanya baik-baik saja seperti tidak terjadi sesuatu. Profesionalitas dalam bekerja atau pun berorganisasi harus sangat menggunakan topeng bermuka senyum dan ceria. Lelah sebenarnya harus terus menggunakan topeng ini. Topeng ini menutupi jati diriku yang sebenarnya. Dan aku yang sebenarnya bukan lah aku yang selalu ceria di depan mereka semua, melainkan pribadi yang pemalu dan tak sebegitu ceria saat di depan mereka.
Dan dari ini semua aku menyimpulkan bahwa mengucapkan kata "janji" tak semudah pengucapannya. Banyak praktek yang harus dilakukan saat menyebutkan kata itu. Dan kini, aku tak ingin hal ini terulang kembali. Mengobral janji dengan mudahnya dari mulut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar