Saat yang dinanti pun tiba.
Sebuah perpisahan yang tak tau harus ditangisi atau justru bahagia karena telah terbebas.
Dan saat di mana, aku harus mengikhlaskan untuk melupakan semua hari yang ku lalui dengannya. Bukan benar-benar harus dilupakan, tapi agar tak terlalu sakit bila mengingat.
Mengapa setiap pertemuan selalu ada perpisahan? Seolah kedua kata itu tak pernah bisa berpisah.
Dan mengapa takdir tak pernah mau mengalah? Seolah hanya aku yang berjalan lurus ke depan, sedangkan dia diam tanpa menarik tangan ini.
Apa Kau sengaja membiarkan kaki ini berjalan ke depan dengan hati yang baru tertinggal?
Ya mungkin memang aku yang harus mengalah oleh takdir. Karena sampai kapan pun, aku tak akan pernah bisa mengelak dari takdir.
Setidaknya takdir pernah mempertemukan kita dan membiarkanku menikmati senyumanmu itu di hari-hariku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar